Kamis, 03 September 2015

Klasik dan Unik

Sebelum nulis sama mikir, mau teriak panggil papaaa, mamaaa
I miss you so much, harta yg bnr2 paling berharga, yg ga bs digantiin sama apapun..
Allah, kalau aku mau ngeluh, aku mau dmn letak adil buat hidup ini,
Allah, ketika yg klasik akan mnjadi unik, aku mau kejelasan apa arti smua ini???

Terpikir bbrp kali kalau hidup yg selama ini jarang dikasih cobaan itu berat bgt rasanya, ya Allah, ketika aku ga akan pernah bisa mikir kehidupan ini berputar 360 derajat..
Aku ga pernah ngrasa kalau pd akhrnya aku ga bisa setegar Mama, ga bisa sesabar Papa, dan ga bisa se ikhas smua org yg selalu bs mengikhlas kan krn Mu.

Seberapa tahan aku hadapin smua ini? Dan disaat aku lelah aku mohon, Maafkan atas smua kesalahan aku, ijinkan aku bareng2 Mama, krn itu kunci yg bikin aku kuat selain Engkau memandu aku hadapin hidup ini.

Aku sadar kalau aku ini gadis yg cengeng, banyak ngeluh, ga banyak pintar utk hadapin smua masalah, tp Engkau tau se ikhlas apa aku bertahan dan mencoba utk hadapin smua ini smp sekarang..


Akan smua kasih dan bimbingan Mu selama ini, akan smua jawaban dari Mu selama ini, atas syukur yg telah Engkau berikan, Terima Kasih ya Rabb, ampunin segala kekuranganku 😔😞

Sabtu, 06 Juni 2015

Starts on this day

Hr ini aku ngrasa spt ank yg br lahir.
Kehidupan ku akn dimulai dr sini, mungkin skrg jiwaku sdkt terganggu dg hal2 yg ga bs aku trma dg logika.

Seorg gadis periang tp skrg akn mnjd tertutup,
Seorg gadis pemberani tp skrg akn penuh dg ketakutan.

Ktka semua mnjd baru dg dunia baru, logika tak mungkin akan mnjd sinkron dg cpt, ktka pikiran dan hati bertanya "KITA HANYA UNTUK DIRI KITA, BUKAN ORANG LAIN"

From this moment we're gonna be one step closer

Rabu, 29 April 2015

Mama di depan ku

Mataram, 29 April 2015,


masih mama yang di depan aku.
aku ga suka sama semua kebohongan, bu,, saat aku anggap ibu bs sedikit hilangin kangen ku ke mama tapi itu sepertinya salah.


Ibu tetap ibu, aku ga tau sifat ibu seperti apa, hanya pendekatan ini yang mungkin terakhir aku tunjukin, sampai pada akhirnya aku mikir, masih mama di depan aku..








Rabu, 15 April 2015

Ijinkan aku menciummu Ibu

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku ‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun.Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. 

Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu engkau melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya.Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu.Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulan untuknya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. 

Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.Ya Allah ampunilah aku dan kedua Orangtuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana meeka menyayangi aku sewaktu aku masih anak anak.

Cerita ini mampu merampas dan menyadarkan aku, ternyata banyak aspek yang aku lupakan untuk membalas kebaikan ibu.

Arti kita

Jangan takut menghadapi cinta
Allah yang menjadikan matahari dan memberinya cahaya,
Allah yang menjadikan bunga dan memberinya wangi,
Allah yang menjadikan mata dan memberinya penglihatan, maka Allah pula lah yang menjadikan hati dan memberinya cinta...

Harus ada cerita tentang kita dalam satu hari, rangkaian impian, canda dan semua yg diharapkan.
Tuhan, tak ada isyarat satupun antara aku dan dia,, ketika jari ini menyentuhnya...ijinkan aku menyimpulkan bahwa ini arti kita

Minggu, 12 April 2015

Mimpi dan Kenyataan

Minggu 12 April 2015,


Tepat hari ini entah ini dapat dibilang kondisi baik atau buruk. Jika sampai nanti waktu itu tiba, ijinkan aku berbagi semua pengalaman dan cerita hidup ini ke orang yang aku sayangi.

Tuhan, disamping kemampuan akan apa yang aku punya, bahagiakan mereka, berikan senyuman disaat kesedihan itu datang, disaat masalah itu ada, nikmatkan apa yang seharusnya menjadi nikmat buat mereka, sampaikan sejuta salam kangen untuk mereka. 

Aku akan apa daya sampai saat ini hanya mengucap kata lillah dan hanya kepadaMu aku mengadu semua mimpi dan berharap menjadi kenyataan. 

Entah masih banyak waktu atau tidak, jika ini menjadi kehendakMu sebelum aku sempurna menjadi org yang beriman, menjadi org yang bertakwa hanya kepadaMu lah aku meminta yg terbaik akan semua yang ada dalam hidup ini. 

Sempurnakan dan cukupkan aku dalam segala hal.